Monday, January 5, 2009

Apakah Kotamu “Great City”?

Perhatikan sekeliling dengan variabel ini, untuk menilai kualitas kotamu.

Oleh Ethan Kent and Kathy Madden

Pada Sebuah Great Cities...

Pengembangan Komunitas menjadi Prioritas Utama dalam Perencanaan Kota

  • Penduduk berpartisipasi dengan baik dalam menciptakan ruang publik dan dalam kepemimpinan lokal, perencanaan dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada pengalaman yang dirasakan penduduk.
  • Penduduk merasa memiliki tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap ruang publik.
  • Lingkungan teratur, berkembang dan memiliki identitas yang unik. Penduduk memiliki rasa bangga terhadap lingkungannya (Pride of Place).
  • Ruang publik direncanakan dan dikelola dengan dan untuk memperkuat budaya komunitas lokal.

Menekankan pada Pemanfaatan Pedestrian, bukan Mobil

  • Pedestrian and Sepeda lebih populer daripada kendaraan bermotor (setidaknya pada beberapa koridor jalan).
  • Jalan berfungsi sebagai “places” dan memiliki sejumlah obyek pembangkit arus lalulintas di sepanjangnya.
  • Pilihan angkutan tersedia untuk menuju ke tempat-tempat kemana orang-orang hendak pergi dan dapat dipergunakan oleh semua orang tanpa kecuali.
  • Parkir kendaraan tidak memenuhi sebagian besar ruang publik, area parkir gratis sulit ditemukan.
  • Terdapat pusat komersial yang walkable dan terhubung ke lingkungan pelayanan kebutuhan sehari-hari (toko penjual bahan makanan, apotek, perpustakaan, pelayanan kesehatan, warung kopi, dll).

Proyek Pembangunan Menguntungkan Penduduk

  • Pembangunan baru dirancang untuk menggabungkan berbagai jenis penggunaan lahan yang mudah dicapai tanpa mempergunakan kendaraan pribadi.
  • Pembangunan lebih memperhatikan human scale dan terhubung dengan tempat-tempat lainnya (bersifat pengembangan internal).
  • Terdapat pembauran berbagai tipe dan layout rumah baru yang dinamis sehingga memungkinkan orang-orang untuk tinggal hingga tua di sana.

Ruang Publik mudah dicapai dan dimanfaatkan dengan baik.

  • Terdapat ruang publik ditengah-tengah lingkungan, baik lingkungan permukiman maupun pusat kota, di mana orang-orang dapat berkumpul dengan santai dan tertib.
  • Fasilitas taman dapat dimanfaatkan oleh semua kelompok umur dan dapat dipergunakan pada waktu yang berbeda-beda.
  • Waterfront tersedia bagi orang-orang untuk menjangkau laut, danau atau sungai.
  • Fasilitas (bangku, halte, dll) tersedia dengan nyaman, di lokasi yang pas dan disesain untuk memudahkan penggunanya.
  • Penggunaan untuk hal-hal negativ tidak mendominasi penggunaan ruang publik.
  • Anak-anak maupun orang dewasa dapat dengan mudah dan aman berjalan kemana mereka ingin pergi (anak-anak pergi ke sekolah, remaja pergi ke bioskop, toko bahan makanan, dll).

Institusi Publik berbaur dengan kehidupan penduduk

  • Sekolah berada pada lokasi yang mendukung ke lokasi aktivitas permukiman.
  • Perpustakaan serbaguna dan menjadi tempat yang populer, orang-orang pergi untuk berbagai jenis tujuan aktivitas yang berbeda.
  • Institusi Publik (musium, rumah sakit, gedung pemerintahan, dll) memiliki sumber daya dan kegiatan yang menarik bagi semua orang dari setiap jenis umur dan budaya di komunitas tersebut.

Pengembangan ekonomi lokal digalakkan

  • Terdapat banyak pasar dan bisnis yang dimiliki warga lokal, toko keluarga, pedagang kaki lima, dan toserba pribadi. Bisnis lokal tersebut didukung oleh pemerintah kota dan dikenal menjadi bagian dari kota tersebut.
  • Bisnis lokal tersebut (setidaknya beberapa darinya) menjadi "third places" –tempat orang-orang bersantai menghabiskan sisa waktu.
  • Bisnis lokal bekerja sama dengan sekolah, seperti pekerjaan paruh waktu.

Ruang Publik dikelola dengan berbagai program secara kontinyu

  • Ruang publik dikelola untuk memaksimalkan interaksi komunitas dan untuk menfasilitasi aktualisasi publik.
  • Ruang publik dikelola, memberikan kesempatan bagi semua generasi untuk berbaur.
Sumber: Project for Public Spaces

No comments: